Guru Yang Berwibawa
Menjadi Guru yang berwibawa | Berbicara tentang guru pasti menarik untuk disimak, ya guru adalah sosok yang keberadaannya digugu dan ditiru oleh anak didiknya. tidak bisa dipungkiri bahwa hal tersebut sudah menjadi fakta. setiap gerak dan geriknya direkam oleh anak dari yang baik sampai yang kurang baik, terutama pada jenjang sekolah dasar karena anak seusia tersebut masih melihat permasalahan yang bersifat holistik .
anak didik meneladani apa yang dilakukan gurunya. makanya guru harus hati-hati dalam bertindak.mungkin kalau anak meneladani yang baik dan bahkan yang terbaik itu adalah suatu yang wajar tetapi sebaliknya jika yang ditampilkan oleh sosok guru itu suritauladan yang kurang baik, bagaimana? em.. tentunya itu yang tidak diharapkan oleh seorang guru.
anak didik meneladani apa yang dilakukan gurunya. makanya guru harus hati-hati dalam bertindak.mungkin kalau anak meneladani yang baik dan bahkan yang terbaik itu adalah suatu yang wajar tetapi sebaliknya jika yang ditampilkan oleh sosok guru itu suritauladan yang kurang baik, bagaimana? em.. tentunya itu yang tidak diharapkan oleh seorang guru.
Kali ini saya menemukan sebuah buku yang isinya bagus sekali yaitu tentang Menjadi Guru Super atau Super Teacher yang dikarang oleh Abdulah Munir yaitu seorang penulis Spiritual Teaching, terpikir untuk menulis kembali dipostingan kali ini, mudah-mudah bermanfaat.tapi kalau anda ingin membeli bukunya silahkan masuk ke halaman ini
menjadi guru yang berwibawa |
langsung saja diawali dengan sebuah cerita:...
Jam istirahat sedang berlangsung.dihalaman sekolah terdapat sebuah mobil mewah milik tamu. keberadaan mobil itu menyedot perhatian anak-anak sebab, disamping baru dan mengkilap, mobil itu juga salah parkir oleh pemiliknya. beberapa anak pun mulai penasaran dan mendekati mobil itu. awalnya mereka hanya mengamati sambil memberi komentar tentang beberapa hal. namun, lama-kelamaan tangan mereka juga mulai berbicara, memegang dan menyentuh bodi mobil itu. sebagian dari anak-anak itu mencoba mencegah agar tidak ada tangan yang menyentuh karena hal itu termasuk larangan sekolah. akan tetapi, rupanya cegahan itu hanya sebuah basa basi saja, yang terkalahkan oleh kuatnya rasa penasaran. akhirnya mereka pun ikut terbawa yang lain, memegang dan menyentuh bodi mobil itu.
bukan suatu kebetulan kalau sebagian anak ada yang mencegah temannya yang hendak menyentuh bodi mobil. mereka tahu bahwa itu adalah pelanggaran terhadap peraturan sekolah yang menyatakan bahwa siapa pun dilarang menyentuh atau memegang kendaraan yang terparkir di area sekolah. lihat boleh, sentuh jangan !. begitu bunyi peraturannya. menyentuh dengan tangan atau benda sama saja. jika menyentuh saja tidak boleh maka dengan sendirinya melempar, menendang, memukul, apalagi membuat grafiti,lebih dilarang.
aktivitas anak-anak yang sedasng mengerumuni mobil itu segera terhenti ketika mereka melihat seorang guru yang lewat. dengan serta merta mereka mengambil jarak dari mobil itu. sebagian lagi malah langsung mengalihkan perhatian. anak-anak tersebut seera menyedari kesalahnnya dan menggantinya dengan kegiatan yang lain.
apa yang sesunggunya terjadi?, bukankah guru itu belum mengucapkan sepatah kata pun untuk melarang tindakan anak-anak itu? dia juga tidak menghardik dan mengusir mereka. lalu, mengapa anak-anak segera sadar dan ingin memperbaiki kesalahannya. ya, tidak lain disebabkan kehadiran fisik guru sudsah mampu menjadi bahasa tersendiri, yakni bahasa peraturan . fisik guru itu telah mampu berbicara kepada anak-anak dan mengangkat mengingatkan mereka tentang apa yang boleh diperbuat dan apa yang tidak boleh dilakukan. guru itu tidak perlu memperlihatkan wajah marah untuk mengingatkan anak-anak. ia juga tidak membutuhkan kata-kata untuk mencegah anak-anak menyentuh bodi mobil. ia hanya butuh satu senyuman untuk membuat anak-anak menyadari kesalahannya. dengan melihat senyuman itu, anak-anak seolah olah menengar guru berkata " Bermainnya di sebelah sana ya !, di sini sedang ada mobil tamu ". dan anak-anak pun segera berpindah tempat.
LANJUTANNYA BACA DISINI
Jam istirahat sedang berlangsung.dihalaman sekolah terdapat sebuah mobil mewah milik tamu. keberadaan mobil itu menyedot perhatian anak-anak sebab, disamping baru dan mengkilap, mobil itu juga salah parkir oleh pemiliknya. beberapa anak pun mulai penasaran dan mendekati mobil itu. awalnya mereka hanya mengamati sambil memberi komentar tentang beberapa hal. namun, lama-kelamaan tangan mereka juga mulai berbicara, memegang dan menyentuh bodi mobil itu. sebagian dari anak-anak itu mencoba mencegah agar tidak ada tangan yang menyentuh karena hal itu termasuk larangan sekolah. akan tetapi, rupanya cegahan itu hanya sebuah basa basi saja, yang terkalahkan oleh kuatnya rasa penasaran. akhirnya mereka pun ikut terbawa yang lain, memegang dan menyentuh bodi mobil itu.
bukan suatu kebetulan kalau sebagian anak ada yang mencegah temannya yang hendak menyentuh bodi mobil. mereka tahu bahwa itu adalah pelanggaran terhadap peraturan sekolah yang menyatakan bahwa siapa pun dilarang menyentuh atau memegang kendaraan yang terparkir di area sekolah. lihat boleh, sentuh jangan !. begitu bunyi peraturannya. menyentuh dengan tangan atau benda sama saja. jika menyentuh saja tidak boleh maka dengan sendirinya melempar, menendang, memukul, apalagi membuat grafiti,lebih dilarang.
aktivitas anak-anak yang sedasng mengerumuni mobil itu segera terhenti ketika mereka melihat seorang guru yang lewat. dengan serta merta mereka mengambil jarak dari mobil itu. sebagian lagi malah langsung mengalihkan perhatian. anak-anak tersebut seera menyedari kesalahnnya dan menggantinya dengan kegiatan yang lain.
apa yang sesunggunya terjadi?, bukankah guru itu belum mengucapkan sepatah kata pun untuk melarang tindakan anak-anak itu? dia juga tidak menghardik dan mengusir mereka. lalu, mengapa anak-anak segera sadar dan ingin memperbaiki kesalahannya. ya, tidak lain disebabkan kehadiran fisik guru sudsah mampu menjadi bahasa tersendiri, yakni bahasa peraturan . fisik guru itu telah mampu berbicara kepada anak-anak dan mengangkat mengingatkan mereka tentang apa yang boleh diperbuat dan apa yang tidak boleh dilakukan. guru itu tidak perlu memperlihatkan wajah marah untuk mengingatkan anak-anak. ia juga tidak membutuhkan kata-kata untuk mencegah anak-anak menyentuh bodi mobil. ia hanya butuh satu senyuman untuk membuat anak-anak menyadari kesalahannya. dengan melihat senyuman itu, anak-anak seolah olah menengar guru berkata " Bermainnya di sebelah sana ya !, di sini sedang ada mobil tamu ". dan anak-anak pun segera berpindah tempat.
LANJUTANNYA BACA DISINI