10 Hal Tabu Dalam Mendidik Anak
Apa yang akan terjadi jika anak tumbuh dalam kekerasan? Tentu, ia akan mengadopsi cara-cara yang sering ia lihat ke dalam kehidupan kelak. meski tak selalu, lingkungan memang sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak selanjutnya, termasuk bagaimana orang tua mendidik mereka.
anak yang dibesarkan dalam situasi keluarga nyaman tentu berbeda dengan anak yang selalu diberi hukuman fisik oleh orang tuanya.sayangnya tak sedikit lingkungan yang baik bagi pertumbuhan optimal anak. akibatnya anak pun tumbuh tidak sebagai mana yang diharapkan.
Nah berikut ini adalah sepuluh cara yang harus dihindari dalam mendidik anak, adalah sebagai berikut:
smbr: balita-anda.indoglobal.com
Oleh: esti sukasih
anak yang dibesarkan dalam situasi keluarga nyaman tentu berbeda dengan anak yang selalu diberi hukuman fisik oleh orang tuanya.sayangnya tak sedikit lingkungan yang baik bagi pertumbuhan optimal anak. akibatnya anak pun tumbuh tidak sebagai mana yang diharapkan.
Nah berikut ini adalah sepuluh cara yang harus dihindari dalam mendidik anak, adalah sebagai berikut:
- Terlalu lemah, selalu memenuhi semua permintaan anak. anak tidak diajar untuk mengenal hak dan kewajiban. akibatnya, anak menjadi terlalu penuntut, impulsif (gampang melakukan tindakan tanpa perhitungan, egois dan tidak memperhatikan kepentingan orang lain.
- Terlalu menekan, orang tua terlalu mengatur dan mengarahkan anak, tanpa memperhatikan hak anak untuk menentukan keinginnya sendiri atau untuk mengembangkan minat dan kegiatan yang ia inginkan akibatnya anak akan menjadi lamban, selalu bekerja sesuai perintah, tidak memiliki pendirian, dan suka melawan.
- Perfeksionis, orang tua menuntut anak untuk menunjukan kematangan sikap atau target tertentu yang umumnya melebihi kemampuan yang wajarnya dimiliki anak. akibatnya, anak akan terobsesi untuk meraih prestasi yang diharapkan orang tuanya. ia juga akan menjadi terlalu keras dan kritis terhadap dirinya sendiri.
- Tidak memberi perhatian, orang tua hanya menyediakan sedikit waktu untuk memperhatikan setiap perkembangan anak, atau membantu anak menempuh tahap demi tahap perkembangnnya. akibatnya, tidak mampu membina hubungan baik dengan lingkungannya dan akan tumbuh menjadi anak yang impulsif.
- Terlalu cemas akan kesehatannya, orang tua terlalu berlebihan mencemaskan kondisi fisik anak. padahal secara objektif, anak sehat. sakit sedikit saja orang tua cemasnya minta ampun. akibatnya anak akan mudah merasa tak sehat dan ikut merasakan kecemasan yang sama. enggan bermain, takut jatuh, dan sebagainya.
- Terlalu memanjakan, terus menerus menghujani dengan barang-barang mahal atau memberikan pelayanan istimewa, tanpa mempertimbangkan apa yang sesungguhnya dibutuhkan anak. akibatnya, anak bisa menjadi anak yang gampang bosan, kurang inisiatif dan tak memiliki daya juang.
- Tidak pernah memberi kepercayaan, orang tua selalu meramalkan kesalahan yang belum tentu dilakukan anak. orang tua juga selalu mengkritik anak, bahkan untuk hal-hal yang seharusnya tidak perlu kritikan."kamu sih, nanti kalau jatuh, bagaimana?, akibatnya anak akan menjadi seorang yang pesimis, rendah diri, dan cenderung mengembangkan hal-hal yang selalu dilarang orang tua.
- Menolak kehadiran anak, jenis kelamin anak tak sesuai dengan harapan orang tua, sehingga orang tua cenderung menolak nenjadikan anak sebagai bagian dari keluarga. akibatnya semua tindakan yang dilakukan orang tua selalu merugikan anak. anak bisa rendah diri dan menunjukan sikap bermusuhan terhadap orang tua.
- Suka menghukum, orang tua bersikap agresif terhadap kesalahan-kesalahan yang selalu dilakukan anak, dan cenderung memilih memberikan hukuman fisik dengan alasan mengajarkan disiplin. bisa-bisa anak akan menganggap kekerasan sebagai sesuatu yang wajar dilakukan dan melakukan hal yang sama terhadap keluarganya kelak.
- Suka menggoda orang tua. orang tua cenderung melecehkan keberadaan anak dengan sering mengolok-olok dan mengungkapkan kekurangan anak didepan orang banyak. akibatnya, anak akan merasa tidak hargai dan rendah diri.
smbr: balita-anda.indoglobal.com
Oleh: esti sukasih