Penelitian tindakan kelas
sekerang lagi hangat-hangatnya tentang pembahasan Penelitian Tindakan Kelas. ya memang penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas mengajar seorang guru.
nah bagi rekan-rekan yang sedang mencari keterangan tentang Penelitian Tindakan Kelas, dibawah ini akan saya sajikan contoh dari PTK, terutama Format Laporannya.
contoh case study:
Case Study
Sulitnya Menanamkan Kesadaran Anak Dalam Mengerjakan Pekerjaan Rumah
Oleh: Yudi Setiawan
Setelah beberapa tahun aku berkelana di daerah Bogor, ternyata nasib membawa ku ke bumi Parungpanjang, yang udaranya panas dan banyak nyamuk, bahkan lagi menulis artikel ini pun nyamuknya tidak henti-henti mengelus-elus kaki dan tangan ku beda sekali dengan daerah asal ku Subang yang alamnya sejuk dan jarang sekali nyamuk.
Sudah dua tahun aku mengajar di Sekolah Dasar Islam Nida El-Adabi Parungpanjang Bogor, yang keberadaannya berada sebelah barat Kota Bogor dan biasa disebut dengan Bogor Barat.
Hari kamis tanggal 19 Februari 2009, hari itu adalah jadwal mata pelajaran matematika di kelas 2, yang guru mata pelajarannya adalah aku. Seperti biasanya setelah bel berbunyi aku mempersiapkan kelengkapan mengajar.
“Assalamuaikum,”!, seketika aku masuk. Nampak di dalam kelas sudah hadir Pak Unang sebagai Asisten kelas dua. Kegiatan pun dimulai dengan membaca do’a menjelang pagi kemudian dilanjutkan dengan muroja’ah hafalan Hadist, terlihat ada yang semangat ada juga yang masih bermalas-malasan. Kemudian dilanjutkan dengan apersepsi mengenai ketauhidan, bahwa kita wajib bersyukur bisa bersekolah dengan tenang, belum tentu anak-anak yang ada pinggir jalan, di Palestina, di tempat-tempat bencana alam bisa merasakan ketenangan seperti kalian. Jadi kalian wajib bersyukur kepada?” Allooh”, lanjut anak-anak dengan kompak.
Beberapa menit kemudian, “baiklah anak-anak sebelum pelajaran dimulai mari kita bersama-sama membacakan basmalallah. “Pelajaran hari ini akan bapak mulai dengan pertanyaan (free test) , pembelajaran yang sudah bapak ajarkan. “perkalian adalah ………?, Tanya ku”, serentak anak-anak menjawab,” penjumlahan berulang pak”, “ terus pembagian adalah …” anak-anak pun menjawab dengan semangat “ pengurangan berulang….pak!”, “ ya betul”, jawabku. Beberapa pertanyaan sudah dilontarkan, anak-anak sekitar 80 persen menjawab dengan semangat ada juga sebagian anak yang diam.
Kebetulan materi untuk perkalian dan pembagian sudah saya sampaikan dan sudah di evaluasi, hasilnya lumanyan bagus Cuma ada beberapa orang yang nilainya di bawah enam. Jadi pertemuan kali ini akan membahas tentang pengayaan dan variasi-variasi soal dari perkalian dan pembagian.
Dengan lantang aku berkata:“Nah sebelum berlanjut, bapak akan periksa dulu PR-nya yang telah ditugaskan kemarin, sudah dikerjakan belum?”, “sudah-sudah”, teriak anak yang sudah mengerjakan tugasnya. Terlihat juga beberapa orang yang terlihat agak aneh, “kamu sudah mengerjakan tugasnya?”, Tanya ku kepada beberapa anak tadi. “ belum pak”, anak menjawab dengan sedikit malu dan menunduk.
Sudah menjadi kebiasaan setiap ada pelajaran matematika saya selalu menugaskan pekerjaan rumah kepada anak-anak, maksudnya supaya anak membiasakan belajar di rumah yang manfaatnya besar sekali. Tetapi selama menugaskan pekerjaan rumah belum pernah saya menemukan satu kelas mengerjakan pekerjaan rumah dengan kompak, pasti ada beberapa anak yang sudah mejadi kebiasaan tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya. Dan uniknya anaknya itu-itu juga. Padahal mulai dari banyaknya soal sudah saya pangkas, motivasi sudah diberikan, metode sudah diakali, sangsi tinggal sangsi tapi tetap saja. “Emh dasar anak-anak”, gerutu ku sambil menggelengkan kepala. Keadaan ini pun berlanjut dengan pemberian sangsi kepada anak yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah, tetap kalau sangsi selalu saya perlihatkan di depan anak-anak yang lain supaya anak yang lain tahu bahwa tidak mengerjakan PR bukan perbuatan yang baik dan jangan ditiru.
Waktu berlalu kegiatan pun dilanjutkan dengan pembahasan materi pengayaan di mulai dengan pembahasan contoh-contoh soal. Satu, dua, tiga contoh soal sudah dijelaskan. Dan sampai kepada latihan, “yang sudah bawa ke depan”, kata ku. Terlihat anak rata-rata bisa mengerjakan dan dapat nilai seratus, ada juga yang tidak bisa, tampak beberapa kali mengajukan jawaban selalu salah. Dilanjutkan dengan soal berikutnya yaitu soal cerita campuran antara perkalian dan pembagian, saya berfikir sejenak, akhirnya aku menemukan soal cerita yang aku inginkan. Soal itu saya diktekan, padahal aku belum menulis soal tadi yang aku fikirkan, belum sampai tuntas aku ajukan pertanyaannya ternyata aku lupa kelanjutan soal itu. Akhirnya aku berdalih kepada anak-anak “oh iya soal ini terlalu rumit buat kalian, soalnya bapak ganti aja ya”. “ya bapak”, anak-anak kesal. Akhirnya aku lanjutkan dengan soal yang lainnya, dengan sedikit candaan hangat anak-anak pun lupa dengan kejadian itu. Sampailah kepada soal yang terakhir dan anak-anak seperti biasanya ada yang betul dan ada juga yang salah.
Terlihat jam menunjukan pukul sembilan kurang lima belas menit sudah waktunya anak-anak melaksanakan sholat berjamaah, “anak-anak sebentar lagi sholat dluha, tetapi ini ada ada PR tulis dulu ya….”. kemudian aku pun memberikan motivasi kepada anak mengenai kewajiban seorang anak, bahwa ,”sebagai seorang pelajar kalian punya tugas yang harus dikerjakan yaitu belajar dengan giat dan rajin kemudian juga mau mengerjakan pekerjaan rumah supaya kalian menjadi anak yang pintar dan cerdas dan bisa naik kelas”,”ya paaak”, dengan serentak anak menjawab.
“Baiklah pelajaran hari ini kita cukupkan sampai disini, mari kita ucapkan Hamdallah bersama-sama”, ”Alhamdulillah”, anak sambil berteriak.
Pelajaran pun dilanjutkan hari jum’at, semua kegiatan pembuka sudah dilakukan, aku berkata “anak-anak kumpulkan PR-nya”. “Pak aku belum mengerjakan, aku lupa pak, aku buku PR-nya hilang pak, aku ketinggalan pak…………..???????????.